. “Banyak eksekutif puncak cenderung membangun jarak dengan lini depan. Semakin besar perusahaan, semakin besar kemungkinan eksekutif-eksekutif puncak kehilangan kontak dengan lini depan. Ini bisa menjadi factor tunggal paling penting yang menghambat pertumbuhan perusahaan “kata Jack Trout. Pengalaman dari kegagalan para eksekutif top dunia ini dapat dipakai sebagai pelajaran yang sangat berharga dan tidak kita ulang kembali. Tetapi sebaliknya, Sam Walton sebagai pendiri Wal-Mart, dengan bersahaja dan rendah hati mengunjungi lini depan (pramuniaga) dari etiap toko Wal-Mart sepanjang hidupnya. Dia bahkan mengabiskan tengah malamnya didok bongkar-muat dan berbicaran dengan kru. Gaya kepemimpinan Sam Walton yang dekat dengan karyawan tersebut mewarnai budaya perusahaan Wal-Mart hingga saat ini. Pada 2003, Wal-Mart terpilih sebagai perusahaan peringkat satu yang paling mengagumkan dunia, versi majalah Fortune. Lebih lanjut dapat dibaca pada buku The 10 Rules of Sam Walton: Success Secrets for Remarkable Results
Tuesday, May 22, 2012
Belajar Sukses dari Kegagalan
Kita dapat belajar dari kegagalan
dan kesuksesan suatu perusahaan. Keangkuhan eksekutif perusahaan salah
satu penyebab jatuhnya perusahaan. Pada 2002, telah diketahui ambruknya
perusahaan minyak Enron, karena eksekutifnya perilakunya menjijikkan
terhadap karyawan dengan memecat karyawannya secara besar-besaran,
tetapi dibalik itu dilaporkan perusahaan masih mampu menemukan dana
$200.000 untuk mendanai peti kemewahan pada apa yang dulunya bernama
Enron Field. Perusahaan
Polaroid, dilaporkan membatalkan tunjangan kesehatan
pensiunan-pensiunan perusahaan menjelang petisi, sebaliknya manajemen
dilaporkan mengajukan petisi kepada pengadilan kebangkrutan agar
diijinkan untuk memberikan $19 juta sebagai bonus kepada para eksekutif
supaya tidak meninggalkan perusahaan. Demikian juga
perusahaan Webvan yang membayar CEO-nya yang mendurkan diri $375.000
pertahun seumur hidup, sebelum perusahaan tersebut menghentikan
operasinya yang mem-PHK karyawan. Berkat insiden-insiden yang
dipublikasikan secara heboh tentang keserakahan dan kesombongan
eksekutif, Amerika kini tidak lagi percaya pada perusahaan-perusahaan
besar untuk tingkat yang baru. Amerika menjanjikan Ekonomi Baru dan era
kemakmuran baru yang tidak terbatas. Namun semuanya ternyata isapan
jempol, tulis Mark Ingebretsen dalam bukunya Why Companies Fail: Strategies for Detecting, Avoiding, and Profiting from Bankruptcy![](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_scDssq4Z-5xUDYZWdmGGHdsoKPfEYuFslADaM7Q2ueTVMMGiuXBb7YuKbiRptbFAhHQ4XZlicG3q-nbL1y3o8cCUcQgLbcGRg0zJugKlddIhi-_jRh2FaWU4DFs66iQQ7WUdGkvJCdk4hfpw=s0-d)
. “Banyak eksekutif puncak cenderung membangun jarak dengan lini depan. Semakin besar perusahaan, semakin besar kemungkinan eksekutif-eksekutif puncak kehilangan kontak dengan lini depan. Ini bisa menjadi factor tunggal paling penting yang menghambat pertumbuhan perusahaan “kata Jack Trout. Pengalaman dari kegagalan para eksekutif top dunia ini dapat dipakai sebagai pelajaran yang sangat berharga dan tidak kita ulang kembali. Tetapi sebaliknya, Sam Walton sebagai pendiri Wal-Mart, dengan bersahaja dan rendah hati mengunjungi lini depan (pramuniaga) dari etiap toko Wal-Mart sepanjang hidupnya. Dia bahkan mengabiskan tengah malamnya didok bongkar-muat dan berbicaran dengan kru. Gaya kepemimpinan Sam Walton yang dekat dengan karyawan tersebut mewarnai budaya perusahaan Wal-Mart hingga saat ini. Pada 2003, Wal-Mart terpilih sebagai perusahaan peringkat satu yang paling mengagumkan dunia, versi majalah Fortune. Lebih lanjut dapat dibaca pada buku The 10 Rules of Sam Walton: Success Secrets for Remarkable Results
. (MSuyanto)
. “Banyak eksekutif puncak cenderung membangun jarak dengan lini depan. Semakin besar perusahaan, semakin besar kemungkinan eksekutif-eksekutif puncak kehilangan kontak dengan lini depan. Ini bisa menjadi factor tunggal paling penting yang menghambat pertumbuhan perusahaan “kata Jack Trout. Pengalaman dari kegagalan para eksekutif top dunia ini dapat dipakai sebagai pelajaran yang sangat berharga dan tidak kita ulang kembali. Tetapi sebaliknya, Sam Walton sebagai pendiri Wal-Mart, dengan bersahaja dan rendah hati mengunjungi lini depan (pramuniaga) dari etiap toko Wal-Mart sepanjang hidupnya. Dia bahkan mengabiskan tengah malamnya didok bongkar-muat dan berbicaran dengan kru. Gaya kepemimpinan Sam Walton yang dekat dengan karyawan tersebut mewarnai budaya perusahaan Wal-Mart hingga saat ini. Pada 2003, Wal-Mart terpilih sebagai perusahaan peringkat satu yang paling mengagumkan dunia, versi majalah Fortune. Lebih lanjut dapat dibaca pada buku The 10 Rules of Sam Walton: Success Secrets for Remarkable Results
Label:
Entrepeneur
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment