Tuesday, May 22, 2012

Belajar Sukses dari Kegagalan

Kita dapat belajar dari kegagalan dan kesuksesan suatu perusahaan.  Keangkuhan eksekutif perusahaan salah satu penyebab jatuhnya perusahaan. Pada 2002, telah diketahui ambruknya perusahaan minyak Enron, karena eksekutifnya perilakunya menjijikkan terhadap karyawan dengan memecat karyawannya secara besar-besaran, tetapi dibalik itu dilaporkan perusahaan masih mampu menemukan dana $200.000 untuk mendanai peti kemewahan pada apa yang dulunya bernama Enron Field. Perusahaan Polaroid, dilaporkan membatalkan tunjangan kesehatan pensiunan-pensiunan perusahaan menjelang petisi, sebaliknya manajemen dilaporkan mengajukan petisi kepada pengadilan kebangkrutan agar diijinkan untuk memberikan $19 juta sebagai bonus kepada para eksekutif supaya tidak meninggalkan perusahaan. Demikian juga perusahaan Webvan yang membayar CEO-nya yang mendurkan diri $375.000 pertahun seumur hidup, sebelum perusahaan tersebut menghentikan operasinya yang mem-PHK karyawan. Berkat insiden-insiden yang dipublikasikan secara heboh tentang keserakahan dan kesombongan eksekutif, Amerika kini tidak lagi percaya pada perusahaan-perusahaan besar untuk tingkat yang baru. Amerika menjanjikan Ekonomi Baru dan era kemakmuran baru yang tidak terbatas. Namun semuanya ternyata isapan jempol, tulis Mark Ingebretsen dalam bukunya Why Companies Fail: Strategies for Detecting, Avoiding, and Profiting from Bankruptcy
.
“Banyak eksekutif puncak cenderung membangun jarak dengan lini depan. Semakin besar perusahaan, semakin besar kemungkinan eksekutif-eksekutif puncak kehilangan kontak dengan lini depan. Ini bisa menjadi factor tunggal paling penting yang menghambat pertumbuhan perusahaan “kata Jack Trout. Pengalaman dari kegagalan para eksekutif top dunia ini dapat dipakai sebagai pelajaran yang sangat berharga dan tidak kita ulang kembali. Tetapi sebaliknya, Sam Walton sebagai pendiri Wal-Mart, dengan bersahaja dan rendah hati mengunjungi lini depan (pramuniaga) dari
etiap toko Wal-Mart sepanjang hidupnya. Dia bahkan mengabiskan tengah malamnya didok bongkar-muat dan berbicaran dengan kru. Gaya kepemimpinan Sam Walton yang dekat dengan karyawan tersebut mewarnai budaya perusahaan Wal-Mart hingga saat ini. Pada 2003, Wal-Mart terpilih sebagai perusahaan peringkat satu yang paling mengagumkan dunia, versi majalah Fortune. Lebih lanjut dapat dibaca pada buku The 10 Rules of Sam Walton: Success Secrets for Remarkable Results. (MSuyanto)
Tuliskan Komentar Anda:

0 komentar:

Post a Comment