Tuesday, February 11, 2014

Cara Mengatasi Tikus Sawah Dengan TBS dan LTBS

Trap Barrier System (TBS) dan Linear Trap Barrier System (LTBS) adalah teknologi perangkap tikus dengan menggunakan perangkap bubu dan tanaman pemikat. Teknologi ini terbukti efektif menangkap tikus dalam jumlah banyak dan terus menerus sejak awal tanam hingga panen. TBS dan LTBS sangat efektif diterapkan pada daerah endemik tikus dengan tingkat populasi yang tinggi.


A.    TBS dengan Tanaman Perangkap Ditanam Lebih Awal (TBS Standar)

a.    Tanaman perangkap TBS ditanam 3 minggu lebih awal dibandingkan pertanaman padi disekelilingnya. Hal ini dimaksudkan untuk menarik tikus datang dari lingkungan sekitarnya hingga radius 200 m. Petak tanaman perangkap berukuran kurang lebih 25 x 25 m atau lebih, sehingga berfungsi optimal untuk menarik tikus supaya datang. Pada saat tanaman perangkap ditanam, lahan disekitarnya masih dalam periode olah tanah, sehingga petak TBS akan lebih dahulu memasuki stadia bunting. Perbedaan umur tanaman antara TBS dan sekitarnya tersebut akan membuat tikus tertarik mendatangi petak TBS.

Gambar 1.     Tanaman perangkap yang ditanam lebih awal untuk
                   menarik tikus
b.    Pagar plastik dapat berupa plastik bening (0,8 mm), plastik mulsa, atau plastik terpal (semua warna dapat digunakan) yang dipasang dengan tinggi 60 - 70 cm mengelilingi tanaman perangkap. Pemasangan pagar plastik ditegakkan dengan ajir bambu pada setiap jarak 1m dan ujung bagian bawah terendam air dalam parit.  Lebar parit ± 50 cm dan harus selalu terisi air agar tikus tidak melubangi pagar. Parit tidak boleh ditanami padi dan harus bebas gulma supaya tidak digunakan untuk memanjat tikus melompati pagar plastik.

c.    Bubu perangkap dibuat dari ram kawat kotak berukuran   40 x 20 x 20 cm, dilengkapi dengan corong masuk tikus (depan) dan pintu (belakang) untuk mengeluarkan tikus. Bubu perangkap dipasang pada setiap sisi pagar dengan jarak masing-masing perangkap 20 m, dan corong masuk menghadap keluar.

Gambar 2. Pagar plastik TBS dengan plastik bening (A), dan terpal (B). Bagian bawah pagar plastik selalu terendam air dan perhatikan posisi ajir bambu, Bubu perangkap dan cara pemasangannya (C).

Gambar 4.  Skema pemasangan TBS (tampak samping)

 B.    TBS Persemaian
Persemaian dapat difungsikan sebagai TBS dengan cara pemasangan pagar plastik dan bubu perangkap. Bekas persemaian tersebut selanjutnya ditanami padi varietas umur genjah (contohnya varietas Dodokan) agar memasuki stadia generatif terlebih dahulu. Kombinasi cara tersebut terbukti efektif setara dengan TBS standar.

C.    TBS dengan Tanaman Perangkap Ditanam Lebih Akhir
Komponen TBS ini sama seperti TBS Standar, tetapi tanaman perangkap ditanam 3 minggu lebih lambat dibandingkan pertanaman petani di sekitarnya. Ketika tanaman padi petani sudah dipanen, petak tanaman perangkap TBS akan menjadi “tanaman penarik” tikus dari segala arah. Jika banyak tikus tertangkap diakhir pertanaman, maka pada musim tanam berikutnya populasi awal tikus sawah akan rendah.

Gambar 5. Persemaian dipasang pagar plastik (A), Padi varietas Dodokan (B)

PEMASANGAN TBS
a.    Dibuat parit dengan lebar ± 50 cm. Batas parit adalah pematang ganda dengan lebar masing-masing pematang ± 20 cm.  Jangan ditanami padi di parit tersebut. 

Gambar 6.  Pembuatan parit (A), Pemasangan ajir (B)
b.    Pemasangan pagar plastik:

Untuk plastik bening:
Ajir bambu dipancangkan setiap jarak 1 m (di parit, menempel pematang dalam), kemudian tali rafia dipasang (menghubungkan antar ajir), selanjutnya plastik dipasang dengan cara dijahit menggunakan lidi pada tali rafia.

Untuk plastik terpal:
Ajir bambu dimasukkan pada setiap tempat jahitan untuk ajir, kemudian terpal dibentangkan kuat-kuat, dan terpal diposisikan menempel pematang dalam.
Gambar 7. Pemasangan ajir (A), Pemasangan plastik (B)

c.    Pemasangan bubu perangkap:
Dipastikan bubu perangkap rapat menempel pagar plastik/terpal supaya tikus tidak dapat menerobos masuk.

d.    Pemasangan jembatan kayu.
Dibuat gundukan tanah atau jembatan bambu/kayu di depan corong bubu agar tikus mudah menemukan pintu masuk. 

Gambar 8. Perangkap bubu (A), Pemasangan bubu perangkap (B),
                  Pemasangan jembatan bambu (C), Plastik dilubang tepat
                  pada pintu bubu (D)
2.    LTBS (Linear Trap Barrier System)
LTBS (Linear Trap Barrier System) atau Sistem Bubu Perangkap linier merupakan bentangan pagar plastik/ terpal setinggi 50 - 60 cm, dengan panjang minimal 100 m. Bubu perangkap pada LTBS dipasang setiap jarak 20 m secara berselang-seling, sehingga mampu menangkap tikus dari dua arah (habitat & sawah). LTBS dirancang berdasarkan pola pergerakan tikus sawah, sehingga tidak memerlukan bahan umpan atau tanaman perangkap.
LTBS direkomendasikan untuk dipasang pada perbatasan antara sawah dengan habitat utama tikus atau untuk memotong jalur migrasi tikus sehingga tikus dapat diarahkan masuk ke dalam bubu perangkap. 

Gambar 9. Skema pemasangan LTBS (tampak atas)


Gambar 10. Pemasangan LTBS diantara :  sawah - kampung (A),
        sawah - tanggul irigasi (B), sawah - jalan/pematang (C),
dan memotong jalur migrasi tikus (D).
PEMASANGAN LTBS
Plastik pagar LTBS dibentangkan diantara sawah dengan habitat tikus, kemudian ajir bambu ditegakkan, selanjutnya bubu perangkap dipasang pada tempat yang telah disiapkan.

PEMELIHARAAN TBS dan LTBS
TBS / LTBS diperiksa setiap pagi. Hewan bukan sasaran (katak, kadal, ular dll.) yang masuk bubu perangkap dilepaskan. Tikus hasil tangkapan dimatikan dengan cara direndam kedalam air bersama perangkap bubunya selama ± 10 menit.
Pagar plastik diperiksa, apabila berlubang segera diperbaiki/ dilakukan penambalan.
Parit dipastikan selalu terisi air agar ujung bawah pagar plastik senantiasa terendam sehingga tikus tidak bisa mencapai tanaman perangkap.
Gulma dibersihkan di parit TBS karena tikus mampu memanjatnya untuk jalan masuk ke dalam petak tanaman perangkap TBS. 



Penulis  :  Arlina & Anthoni
Referensi:
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
Read more »
Tuliskan Komentar Anda:

Mencegah Hama Patek pada Cabe

Musim hujan dengan intensitas yang tinggi menjadikan kelembaban udara meningkat dan berpotensi terjadinya serangan penyakit cabe terutama penyakit yang disebabkan oleh jamur. Penyakit cabe yang sering merugikan petani adalah penyakit busuk buah cabe yang dikenal dengan sebutan "pathek". Penyakit patek pada cabe dapat disebabkan oleh serangan jamur Colletotrichum atau jamurGloeosporium. Biasanya kedua jamur tersebut menyerang tanaman cabe secara bersamaan, dan biasanya menyerang pada buah cabe yang tua yaitu dengan menginokulasi buah cabe. Akibatnya buah cabe mengalami pembusukan pada bagian tengah atau ujungnya.   

Perkembangan kedua jamur tersebut melalui spora yang mudah terbawa hembusan angin, sehingga penularan penyakit berlangsung sangat cepat.  Kerugian serangan penyakit patek ini, bisa mengalami kegagalan hingga 100%, sehingga pengendalian penyakit tersebut harus dilakukan sedini mungkin.  
Bagaimana cara mengendalikannya?

Cara mengendalikan penyakit patek pada tanaman cabai bisa dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
  1. Gunakanlah bibit cabe yang sehat, jika melakukan pembibit cabe dari tanaman sendiri jangan menggunakan dari tanaman cabai yang terserang patek.  
  2. Penanaman sebaiknya dilakukan bukan dari bekas tanaman cabai, terong, tomat atau tanaman yang sefamily Solanaceae. Spora Gloeosporium dan Colletotrichum dapat bertahan dan beradaptasi dalam tanah dalam waktu hingga tahunan.
  3. Pilih varietas cabe yang tahan terhadap penyakit patek, cabe kriting lebih tahan terhadap penyakit patek. 
  4. Gunakanlah pupuk dasar atau pemupukan dengan pupuk yang memiliki unsur N (nitrogen) rendah, karena pemberian unsur N yang berlebihan menjadikan tanaman cabai menjadi rentan (mudah terserang) penyakit patek. 
  5. Perbanyak unsur Kalium dan Calsium untuk membantu pengerasan kulit buah cabai.
  6. Gunakanlah mulsa plastik agar terhindar dari penyebaran spora jamur melalui percikan air hujan atau penyiraman.
  7. Gunakan jarak tanam yang ideal sesuai kebutuhan tanaman, usahakan jangan terlalu rapat sehingga dapat meningkatkan kelembaban dan mempercepat penyebaran penyakit.
  8. Lakukan perempelan agar tanaman tidak terlalu rimbun, untuk menghindari peningkatan kelembaban udara disekitar tanaman. 
  9. Gunakan peralatan yang berbeda untuk menghindari penularan melalui alat pertanian yang kita gunakan.
  10. Lakukan pencegahan dengan menggunakan penyemprotan fungisida kontak berbahan aktif mankozeb atau tembaga hidroksida jika serangan penyakit telah berada diambang batas.
  11. Jika langkah diatas telah dilakukan namun masih terjadi serangan patek maka lakukan eradikasi dengan segera membuang tanaman yang sakit atau membakarnya.
  12. Jika serangan tidak dapat dikendalikan lakukan penyelamatan cabe yang belum terserang sesegera mungkin.
  13. Tindakan yang perlu dilakukan adalah menyemprot dengan fungisida kontak (Dithane, Nordox, Kocide, Antracol, Dakonil, Frevicur-N, atau yang lain) bersamaan dengan sistemik (Derosal, Bion M, Amistartop, atau yang lain).
Demikian informasi bagaimana cara mengatasi penyakit patek pada tanaman cabe, semoga informasi ini bermanfaat.

Oleh : Anthoni MSS
Read more »
Tuliskan Komentar Anda: